Plumbing Untuk Air
Bersih dan Untuk Air Limbah dalam Bangunan


Hal ini cukup sering memusingkan
penghuni bila ada masalah dengan sistem pemipaan yang ada di sebuah rumah atau
bangunan. Mungkin ada keran bocor atau kerusakan pipa dimana kontraktor
pemipaan dapat memperbaiki hanya dalam beberapa menit. Pemilik bangunan
rata-rata menghabiskan sekitar 15% investasi dari bangunan / rumahnya untuk
pekerjaansistem pemipaan. Itu bukan jumlah yang besar ketika seseorang berpikir
tentang bahaya kesehatan mungkin harus dihadapiakibat sistem pemipaan yang
buruk. Dibutuhkan biaya untuk menjaga sistem pemipaan rumah / gedung dalam
kondisi kinerja yang baik.
Biasanya sistem pemipaan di
gedung meliputi dua tujuan dasar. Tujuan pertama adalah untuk menyediakan air
bersih untuk semua jenis kebutuhan sehari-hari; wastafel, mesin cuci, mesin
cuci piring, toilet, kamar mandi dan sebagainya. Tujuan kedua adalah untuk
menghapus air tercemar (polluted water) secara efisien setelah mengumpulkannya
dari berbagai saluran pembuangan tanpa mencampurnya dengan air bersih. Agar
sistem pemipaan dapat bekerja secara efisien sangat diperlukan pemeriksaan
tekanan air dan gravitasi secara teliti dan berkala. Komponen utama dari sistem
pemipaan adalah katup penutup utama (main water shut off valve) , meteran air,
fixture stop valves, keran drainase dan pemanas air.
Dua hal yang harus dipahami tentang
dasar-dasar dari sistem pemipaan sebagai berikut:
1. Merancang suatu sistem yang
bisa bekerja dengan baik dan lolos uji peraturan standard pemipaan. Sebuah
sistem yang dirancang dengan baik akan mengalirkan air ke berbagai kran dan
semua peralatan yang memakai air secara efisien danmembawa keluar air limbah
tanpa sumbatan / mampet.
2. Berpikir secara efisien untuk
membuat perencanaan yang akurat dan memperhatikan detail tentang semua hal
pentingsebagai berikut:
• menentukan diameter dalam pipa.
• merekomendasikan dimana katup
penutup (shut off valves) akan ditempatkan,
• material apakah yang digunakan
untuk pipa,
• apa tindakan pencegahan
keselamatan yang harus diikuti,
• jenis pipa harus digunakan dan
di mana akan digunakan,
• bagaimana pipa harus ditempatkan,
• kemiringan pipa dan sebagainya.
sehingga dapat mengurangi biaya
keseluruhan secara signifikan dengan menempatkan lokasi kamar mandi, dapur,
atauruang cuci berdekatan satu sama lain sehingga semuanya dapat berbagi pakai
komponen dari sistem pemipaan terdekat. Ini akan menghemat biaya.
- INSTALASI PLUMBING SISTEM PENYEDIAAN
AIR BERSIH & AIR KOTOR
- INSTALASI PLUMBING SISTEM PENYEDIAAN
AIR BERSIH
URAIAN SISTEM
Sistem penyediaan dan distribusi
air bersih. • Sumber air bersih bisa didapat dari PDAM dimasukan kedalam bak
air bersih, sedangkan sumber air yang berasal dari Deep Well dimasukan kedalam
raw water tank. • Air yang berada di raw water tank ditreatment di instalasi
Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan kebak air bersih / clear water
tank. • Air yang berada didalam bak air bersih selanjutnya dialirkan ke bak air
atas dengan Pompa Transfer. • Distribusi air bersih pada dua lantai teratas
menggunakan packaged booster pump, sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya
dialirkan secara gravitasi. • Pada umumnya persediaan air bersih diperhitungkan
untuk cadangan 1 (satu) hari pemakaian air.
PERALATAN
UTAMA & FUNGSI
1. Pompa Transfer, berfungsi untuk menaikan
air bersih dari Ground Water Tank (GWT) ke Roof tank melewati pipa transfer. Beberapa jenis pompa transfer
yang sering dipakai, antara lain :
a. End suction
b. Horizontal split case
c. Multi stage
d. Centrifugal
2. Pressure Tank, berfungsi untuk
meringankan kerja pompa dari keadaan start-stop yang terlalu sering. Beberapa
jenis pressure tank yang sering dipakai, antara lain :
a. Pressure tank dengan diafragma
b. Pressure tank tanpa diafragma
3. Peralatan pengaturan dan ukur, meliputi :
a. Check valve, berfungsi untuk menahan aliran
balik air didalam instalasi pipa.
b. Gate Valve, berfungsi untuk mengatur buka /
tutup aliran air didalam pipa.
c. Ball valve, Berfungsi untuk mengatur jumlah
aliran air didalam pipa.
d. Butterfly Valve, berfungsi untuk mengatur
buka / tutup aliran air didalam pipa.
e. Floating valve, berfungsi untuk membuka
& menutup aliran air ke tanki.
f. Foot Valve, berfungsi untuk menahan air
balik.
g. Strainer, berfungsi untuk menyaring.
h. Flexible joint, berfungsi untuk menahan
getaran/gerakan.
i. Pressure gauge, berfugsi untuk pembacaan
tekanan.
j. Pressure switch, berfungsi sebagai alat
kontak hubung/putus akibat tekanan.
k. Flow switch, berfungsi sebagai alat kontak
hubung/putus akibat aliran.
4. Water meter, Berfungsi untuk
mengukur debit air. Instalasi Air Bersih Tradisional Untuk daerah tropis seperti
Indonesia, sebuah keluarga akan membutuhan puluhan liter air bersih per hari
untuk minum, membasuh mulut, mencuci, dan memasak, dan kebutuhan yang lain.
Dalam sebulan akan dibutuhkan beriburibu liter air bersih untuk keperluan lain
seperti mandi, mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga. Untuk daerah
pedesaan yang kering di musim kemarau pada waktu hujan hanya sedikit dan
persediaan air dalam tanah menurun, akan sulit sekali untuk mendapatkan air
yang bersih. Pada musin kemarau sumur menjadi kering, aliran sungai besar
berubah menjadi kecil dengan air yang keruh, mengakibatkan timbulnya penyakit
yang menuntut banyak korban. Di samping itu pada musim kemarau banyak waktu dan
tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak
jauh dari tempat tinggal. Masalah kebutuhan air bersih dapat ditanggulangi
dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap
rumah adalah cara lain untuk memperoleh air. Cara yang cukup mudah ini
kebanyakan masih diabaikan karena atap rumah yang terbuat dari daun rumbia atau
alang-alang tidak memungkinkannya. Namun pada rumah yang beratap genteng atau
seng bergelombang, hal ini dengan mudah dapat dilakukan dengan memasang talang
air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan itu ke dalam tempat
penyimpanan. Ada 7 cara penyimpanan air yang biasa digunakan atau dipakai di
daerah pedesaan di Indonesia. Ke-7 cara tersebut yaitu :
1) Gentong penampungan air cara cetakan
(Kapasitas 250 liter)
2) Drum air cara kerangka kawat (Kapasitas 300
liter)
3) Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas
2.500 liter)
4) Bak penampungan air bambu semen (Kapasitas
10.000 liter)
5) Instalasi air bersih pipa bambu metode
tradisional
6) Instalasi air bersih pipa bambu sistem
pengaliran tertutup
7) Bak penampungan sumber air/mata air Umumnya
penyimpanan air yang digunakan adalah bak penampung yang dibuat dari drum,
genteng dan bambu semen.
Bahan ini digunakan karena : relatif murah,
tahan lama, konstruksi kuat, mudah dibuat, bahan baku mudah didapat dan air
yang ditampung tidak mudah tercemar.
Untuk Pembuatannya Bahan dan peralatannya :
1) Bambu
2) Pahat
3) Palu
Cara Pembuatannya :
1) Hilangkan sekat pada ruas bambu, dengan
pemotongan bentuk huruf V
2) Kemudian sekat dihilangkan dengan pahat
3) Penyampungan pipa dilakukan dengan
menumpangkan ujung pipa bagian hilir.
4) Ujung-ujung tersebut dipotong miring agar
mudah menumpangkannya Pada gambar dibawah ini.
Penggunaannya :
Cara ini digunakan untuk penyambungan yang
tidak seberapa jauh jaraknya yaitu jarak antara sumber air ke pemukiman.
Sumber : Buku Panduan Air dan
Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan
Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
- INSTALASI PLUMBING SISTEM PENYEDIAAN
AIR KOTOR
Klasifikasi berdasarkan jenis air
buangan:
• Sistem pembuangan air kotor.
Adalah system pembuangan untuk
air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya ( black water ).
• Sistem pembuangan air bekas.
Adalah system pembuangan untuk
air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey
water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung
air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu
• Sistem pembuangan air hujan.
Sistem pembuangan air hujan harus
merupakan system terpisah dari system pembuangan air kotor maupun air bekas,
karena bila di campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan
akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
• Sistem air buangan khusus.
Sistem pembuangan air yang
mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan
hewan dan lainnya yang bersifat khusus.
Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran
:
• Sistem gravitasi.
Air buangan mengalir dari tempat
yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum
yang letaknya lebih rendah
• Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat (
pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing,
sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan,
kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di
gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada
bangunan tinggi / bertingkat banyak.
SKEMA UMUM SISTEM PEMBUANGAN
GRAFITASI
EFEK SIFON DAN PERANAN PIPA VEN
PADA SISTEM PEMBUANGAN
BAGIAN – BAGIAN SISTEM PEMBUANGAN
• Alat – alat plambing yang di
gunakan untuk pembuangan seperti bathtub,wastafel, bak – bak cuci piring, cuci
pakaian, kloset, urinal, bidet, dsb.
• Pipa – pipa pembuangan.
• Pipa ven.
• Perangkap dan penangkap (
interceptor ).
• Bak penampung dan tangki
septic.
• Pompa pembuangan.
Pipa – pipa pembuangan
• Ukuran pipa ini harus sama atau
lebih besar dengan ukuran lubang keluar perangkap alat plambing dan untuk
mencegah efek sifon pada air yang ada dalam perangkap, jarak tegak dari ambang
puncak perangkap sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari 60 cm
Syarat – syarat perangkap
• Kedalaman air penyekat berkisar
antara 50 – 100 mm.
• Konstruksi perangkap harus
sedemikian rupa sehingga tak terjadi pengendapan atau tertahannya kotoran dalam
perangkap.
• Konstruksi perangkap harus
sederhana sehingga mudah di pe rbaiki bila ada kerusakan dan dari bahan tak
berkarat.
• Tidak ada bagian bergerak atau
bersudut dalam perangkap yang dapat menghambat aliran air.
Jenis perangkap
Jenis perangkap dapat di
kelompokkan menjadi :
a. Perangkap yang di pasang pada
alat plambing dan pipa pembuangan.
b. Perangkap yang menjadi satu
dengan alat plambing.
Penangkap (interceptor)
• Persyaratan penangkap
– Penangkap yang sesuai harus
dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang di layaninya, dengan maksud
agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami gangguan sependek mungkin.
– Konstruksinya harus mudah
dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka dan letak dari penangkap
dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar
ruang.
– Konstruksi penangkap harus
mampu secara efektif memisahkanmin
yak, lemak dan sebagainya dari
air buangan.Konstruksi penangkap umumnya juga merupakan ‘perangkap’, karena itu
bila telah dipasang penangkap dilarang memasang perangkap, sebab dapat terjadi
‘perangkap ganda’.
Tangki septic dan rembesan
• Tangki septic sebenarnya serupa
saja dengan bak penampungan air kotor, tetapi lebih ditujukan penggunannya
untuk menampung air kotor buangan dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau
oleh riol umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan
memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan. Pengolahan
dilakukan oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran baku menjadi Lumpur. Air
hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan diresapkan
ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan
bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan demikian
tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki)
dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.
Sistem Pembuangan dengan Tangki
Septic

Komponen Sistem Pembuangan
Syarat Jarak Komponen Sistem Tangki Septic
http://rekayasalingkungan-dodie-efriyandi.blogspot.com/2013/06/instalasi-plumbing-sistem-penyediaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar